Pekakekal News

Kedelai Di Tanah Air Dan Pengolahannya

Cetak
Twitter
DeliciousSave this

Oleh : Prof. Mary Astuti, FTP UGM

Kedelai sudah lama dibudidayakan oleh petani di Indonesia sekitar abad 13 yaitu pada Jaman Majapahit.terutama di wilayah Banyuwangi.. Berdasarkan atas warna kulit biji terdapat 4 macam kedelai  yaitu kedelai Hijau, Kuning, Hitam dan Coklat. Yang banyak ditanam di Indonesia adalah kedelai kuning dan hitam.  Berdasarkan atas teknologi Budidaya ada 3 macam yaitu GMO yaitu Genetically Modified Organisms  dan Non-GMO. Serta penanaman organik.

 Pengolahan Kedelai menjadi tahu dan tempe sudah dimulai pada abad 17. Pada waktu itu Kedelai hasil petani lokal digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu, tempe dan kecap. Semakin berkembangnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan kedelai untuk pengolahan tahu, tempe dan kecap semakin meningkat.Kebutuhan yang semakin besar tersebut tidak dapat dicukupi dari kedelai lokal  Oleh karena itu perlu didatangkan kedelai dari luar Indonesia atau impor. Defisit pasokan kedelaimendapat perhatian serius sejak tahun 1932.  Indonesia pernah melakukan ekspor kedelai hitam ke Singapuradan Belandasekitartahun 1900an. Kedelai hitam merupakan jenis kedelai yang cukup dominan sebelum kemerdekaan.  Edelai hitam dipergunakan sebagai bahnan baku pengolahan kecap, tempe maupun tahu. Impor kedelai kuning yang memberikan hasil tempe dan tahu yang lebih menarik dibandingkan kedelai hitam secarapelan pelan menggeserkedelai hitam dan impor kedelai kuning semakin lama semakin besar.

Berbagai varietas kedelai kuning dikembangkan oleh para peneliti di bawah Litbang Pertanian ataupun oleh para peneliti Perguruan Tinggi sehingga hasil kedelai kuning cukup banyak utuk digunakan sebagai bahan baku pengolahan tempe mauun tahu sedangkan untuk pengolahan kecap secara tradisional masih menggunakan kedelai hitam. Beberapa industri kecap modern mulai menggunakan kedelai kuning maupun bungkil kedelai, dengan carapengolahan yang berbeda dengan  cara tradisional.

Meskipun kedelai berasal dari Cina, namun negara penghasil kedelai terbesardi dunia adalah Amerika Serikat, karena lahan penananman kedelai yang sangat luas.  Pengembangan kedelai di Amerika Serikat berlangsung dengan cepat karena keberhasilan lobi petani kedelai kepada pemerintah Amerika Serikat. Kedelai merupakan komoditas yangbernilai ekonomi tinggi karena penggunaan komersialnya.  Kedelai banyak dimanfaatkan sebagai sumber minyak makan (soy oil), makanan dan untuk pakan ternak. Bersama dengan beras, gandum, jagung, kedelai merupakan tanaman pangan utama di dunia. Pemerintah Amerika Serikat sangat antusias membantupara petani kedelai baik melalui program , kebijaksanaan maupun subsidi.

 

Dua organisasi besar di Amerika Serikat memfasilitasi kepentingan petani kedelai yaitu American Soybean Association (ASA) dan United Soybean Board (USB). ASAbertanggung jawab untuk melakukan lobi legislatif, kebijakan dan regulasi terkait kepentingan petani kedelai sedankan USB bertanggung jawab terhadap riset dan promosi kedelai Amerika Serikat. Dalam aktivitas ekspor, keduaorganisasi tersebut bergabung dalam US Soybean Export Council (USSEC), dimana USSEC mempunyai kantor cabang dinegara negara yang menjadi importir potensi kedelai USA yang dibagi dalam beberapa kawasa, Untuk Asia Tenggara kantor pusat USSEC berada  di Singapura. Subsidi kedelai di Amerika Serikat ,salah satu  yang tertinggi dalam anggaran pertanian Amerika Serikat, subsidi kedelai lebih rendah dibandingkan subsidi untuk jagung. Peran perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak di bidang pertanian juga sangat besardalam memajukan pertanian kedelai. Pengembangan bioteknologi untuk meningkatkan produksitivitas kedelai USA sehingga produksi mencapai 2,85 ton per Ha, dan peningkatan lahan lahan penanman kedelai sehingga menjadikan posisi USAsebagai produsen kedelai terbesardi dunia semakin mantap. Mosanto berfokus padausaha benih kedelai GMO sedangkan Caragill fokus pada produksi dan perdagangan produk pertanian. Kebijakan  perdagangan strategisUSA membuat hargajualnya sangat kompetitif. Pada tahun  2012 harga padaprodusen kedelai sebesar 525dollar AS perTon sedangkan kedelai lokal Indonesia harganya 800 dolar AS per Ton. Kondisi selisih harga tersebutmembuat petani Indonesia sulit bersaing. Keuntungan petani Indonesia dalam bertanamkedelai adalah waktu panen lebih cepat yaitu sekitar3 bulan kalau di USAsekitar 5 bulan dankedelainya non GMO.

Cina sebagai negara  asal kedelai, ternyata telah melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai bagi penduduknya. Cina menjadi negara swasembada kedelai sampai dengan tahun 1995, namun pertumbuhan populasi dan ekonominya telah mendorong sebagai negara importir kedelai utamanya untuk pakan ternak. Cina berambisi menjadi salah satuprodusen dan eksportir protein hewani dunia. Pemerintah Cina juga berusaha meningkatkan asupan daging bagi  penduduknya. Krisis harga kedelai pada tahun 2004 mengakibatkan industri produk olahan kedelai di negara Cina banyak dikuasasi oleh perusahaan asing,kenyataan tersebut membuat pemerintah Cina melakukan intervensi sehingga kepemilikan asing pada industri berbahan baku kedelai mengalami penurunan.

Impor kedelai umumnya adalah kedelai GMO dengan hargayang lebih murah dibandingkan dengan kedelainon GMO maupun kedelai organik. Pemerintah Cina melarang petani untuk menanam kedelai GMO, untuk itu pemerintah Cina memberikan insenti padapetani kedelai lokal danChinese Soybean IndustryAssociation mendorong pemerintah untuk memberikan kebijakan agarkedelai lokal dipergunakan sebagai bahan baku industri makanan domestik sedangkan keluar negeri menciptakan pasar baru bagi ekspor kedelai non GMO. 

Untuk negara malaysia,kedelai bukan merupakan komoditas yang strategis. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai, Malaysia impor kedelai dari USA, kemudian Argentina, Kanada, Arika Selatan,India dan Cina. Komoditas unggulan Malaysia adalah karet , kelapa sawitdan kakao. Malaysia mengekspor kedelainya ke Indonesia, padatahun 2012sebesar 2.208 ton.. Data tersebut menunjukkan bahwa ekspor kedelai Malaysia 95 persen ditujukan ke Indonesia