MPASI sendiri fungsinya sebagai makanan pelengkap atau pendamping ASI yang diberikan pada priode ketika bayi usia 6 bulan sampai tidak lebih dari 12 bulan (older infant) dan anak usia lebih dari 12 bulan hingga 24 bulan atau 36 bulan (young children) mengalami masa transisi dari ASI ekslusif atau periode MPASI untuk mengenal makanan keluarga.
Kedelai merupakan salah satu sumber protein dari kacang-kacangan yang disarankan untuk MP-ASI. Namun, kedelai utuh banyak mengandung zat antinutrisi seperti tripsin inhibitor, asam fitat, tannin, penyebab faltulensi serta komponen makro yang sulit dicerna dan diserap oleh tubuh karena masih dalam bentuk karbohidrat dan protein yang komplek sehingga konsumsi kedelai untuk campuran MP-ASI disarankan dalam bentuk tempe.
Tempe merupakan produk hasil fermentasi kedelai. Tempe diolah melalui tahapan perendaman, pengupasan kulit ari, perebusan dan proses fermentasi oleh kapang tempe (Rhizopus sp). Tempe juga mengandung enzim superoksida dismutase berfungsi sebagai antioksidan alami untuk menahan tubuh dari serangan radikal bebes oksigen serta mengandung vitamin B12 yang biasanya hanya ditemui pada produk berbasis hewani, senyawa fitokimia dan zat bioaktif lainnya. Tempe merupakan sumber protein yang murah, rata-rata tempe mengandung protein 19,5% sedangkan ayam (21%), daging sapi (20%), telur (13%), dan susu (3%). Makanan berbasis tempe kedelai menawarkan manfaat gizi, kesehatan dan nilai ekonomi yang positif. Tempe tidak dapat langsung digunakan sebagai MP-ASI karena sifat fisiknya yang padat sehingga terlebih dahulu harus diolah menjadi tepung tempe agar memiliki distribusi partikel yang sesuai. Proses pengolahan tepung tempe adalah tempe diiris tipis, dikukus, dikeringkan dan diayak agar tepung memiliki ukuran yang seragam. Tepung tempe termasuk olahan tempe generasi kedua yang cirinya tempe telah mengalami perubahan bentuk fisik selama pengolahan, citarasanya masih sangat melekat dengan citarasa khas tempe.
Download Prosedur pembuatan MPASI