Print this page
Kamis, 26 Januari 2017 06:54

Pabrik Tahu Terkendala Peralatan Produksi

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(0 votes)

Olahan tahu menjadi favorit masyarakat. Termasuk di Kota Yogyakarta, tahu menjadi salah satu menu pokok baik bagi keluarga maupun penjaja wisata kuliner.

Jumlah kebutuhan tahu tiap tahun pun diprediksi terus meningkat seiring gaya hidup masyarakat perkotaan yang beralih ke menu sehat dengan harga murah. Seperti pabrik tahu level rumahan di RT 35 RW07 Wirobrajan, yang tiap hari memproduksi tahu hingga ratusan kilogram. Salah satunya adalah pabrik tahu milik Yono yang sudah hampir setengah abad beroperasi.

Pabrik skala rumah tangga yang dikelola oleh keluarga itu laris manis di pasaran. ”Tiap hari kami produksi, tiap hari kami jual ke pasar-pasar tradisional dan penjual makanan,” kata Yono, saat ditemui di rumahnya, kemarin. Hanya saja, seiring waktu berjalan, kelengkapan peralatan produksi menjadi kendala. Sebab hingga kini, pabrik yang mempekerjakan empat orang itu memakai alat serba manual.

”Selama ini masih manual, kalau mau pakai mesin, kendalanya di modal. Ini coba pakai satu alat pengaduk otomatis, tapi listriknya tak kuat harus pakai genset,” ucapnya. Harga bahan baku kedelai juga menjadi kendala. Diakui oleh seorang pekerja, Muhadi, cita rasa tahu sebenarnya tergantung dari kualitas kedelainya. Jika memakai 100% kedelai lokal, rasanya lebih enak. Hanya saja harga kedelai lokal sekitar Rp8.000/kg dirasa cukup mahal jika dibandingkan kedelai impor. ”Rata-rata yang produksi tahu kedelainya campuran, pakai kedelai lokal dan impor dari Amerika,” ujarnya.

Setiap hari, hasil produksi tahu di pabrik milik Yono ini tak menentu tergantung jumlah bahan baku, jumlah pekerja, dan jam kerja. Mengingat pabrik hanya dikelola oleh internal keluarga sehingga tak menargetkan hasil produksi harian. ”Sak mampune, Mas . Tiap hari jumlah produksinya tidak sama. Tapi rata-rata bahan baku kedelai 1 kuintal per hari,” katanya.

Keluhan-keluhan tersebut disampaikan kepada pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti-Heroe Poerwadi yang menyambangi sentra produksi tahu di Wirobrajan. Kemarin, pasangan ini mendapat jatah hari kampanye Pilwali Kota Yogyakarta 2017. Menanggapi keluhan dari para produsen tahu, Haryadi mengaku sudah menjadi kewajiban Pemkot Yogyakarta untuk mendampingi dan melindungi usaha kecil masyarakat.

Terlebih, dengan adanya sentra produksi tahu seperti di Wirobrajan ini, jika dikelola dengan baik, maka bisa turut meningkat perekonomian warga sekitarnya. ”Ke depan, hal seperti ini akan menjadi perhatian kami,” kata Haryadi. Pemkot melalui dinas terkait akan mendukung segala aktivitas perekonomian masyarakat. Apalagi, lanjutnya, salah satu program kerjanya jika nanti terpilih sebagai wali kota adalah pemberdayaan ekonomi kreatif.

”Peran pemerintah adalah memfasilitasi segala kebutuhan masyarakat industri rumahan dan kampung kreatif,” ucapnya. Namun demikian, Haryadi minta agar para produsen terutama produk makanan, agar tetap mengutamakan kualitas dan keamanan bahan pangan. Hasil produksi harus rutin dicek oleh instansi terkait yang membidangi olahan makanan seperti BPOM atau Disperindagkoptan.

Sumber : Okezone.com

Read 478 kali Last modified on Jumat, 10 Februari 2017 09:36
Pekakekal

Terbaru dari: Pekakekal