Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam meningkatkan gizi masyarakat. Saat ini, Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan. Kedelai kaya akan zat besi, kalsium, vitamin B komplek, fosfor, serta lemak Dengan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati, maka kedelai mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan menjadi aneka produk-produk pangan. Protein kedelai mempunyai susunan asam amino yang mendekati susunan asam amino esensial protein susu. Disatu sisi diversifikasi pengolahan makanan berbasis kedelai masih sangat terbatas dijumpai dimasyarakat. Pengolahan kedelai menjadi Susu kedelai menjadikan produk pangan yang kaya gizi yaitu protein, , karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan lemak nabati. Bila dibandingkan dengan Cina, Filipina atau Thailand, tingkat konsumsi susu kedelai di Indonesia masih relatife rendah.
Susu kedelai merupakan sari kedelai yang diproses dengan menghancurkan biji kedelai dalam air dingin atau panas. Susu kacang kedelai yang dapat dibuat dengan teknologi dan peralatan sederhana. Kandungan proteinnya yang tinggi, susu kedelai merupakan minuman terbaik untuk mengganti produk susu sapi bagi orang-orang yang intoleransi terhadap laktosa dan kasein
Selain digunakan sebagai sumber protein, kedelai juga diolah sebagai produk pangan fungsional yang dapat mencegah timbulnya penyakit degeneratif. Salah satu produk pangan fungsional berbasis kedelai yaitu produk yogurt dari susu kedelai (soygurt). Soygurt mengandung bakteri probiotik streptococcus thermophillus dan lactobacillus bulgaricus yang dapat meningkatkan keseimbangan mikroflora usus sehingga dapat melancarkan pencernaan manusia. Soygurt juga mempunyai beberapa manfaat yang ditimbulkan oleh proses fermentasi bakteri asam laktat, yaitu menyeimbangkan sistem pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker, danmengatasi infeksi jamur dan bakteri
Kedelai merupakan tanaman palawija yang menjadi sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Kedelai berperan penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya. Di Indonesia kedelai memiliki arti penting dalam peningkatan ketahanan pangan.Produk olahan kedelai yang paling terkenal di Indonesia adalah tempe, salah satu pangan fermentasi dari kedelai yang mengangdung berbagai mineral dan mikrobia probiotik dan sangat membantu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya
Indonesia pernah mencapai swasembada kedelai pada tahun 1984,1985 dan 1992.Pada tahun tersebut produksi kedelai Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kebutuhan kedelai dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk dan kebutuhan bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack, maupun produk olahan lain.
Di Indonesia rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahun lebih kurang 2.3 juta ton, sedangkan produksi kedelai nasional baru mencapai 870.068 ton atau setara dengan 37.85 %dari kebutuhan. Kekurangan tersebutdipenuhi melalui impor kedelai dari beberapa negara di luar Indonesia. Kebutuhan import kedelai Indonesia saat ini berada di peringkat no 2 tertinggi dunia selain komoditi jagung di tanah air. Kualitas kedelai lokal yang lebih baik dari kedelai import dan juga bersifat non modifikasi genetik (Non GMO/Genetic Modified Organism) merupakan nilai tambah yang dapat mendukung gerakan pemerintah dalam peningkatan gizi nasional. Ketergantungan akan kedelai impor selama ini yang bersifat GMO dan dapat berdampak pada kesehatan di masa depan membuat masyarakat Indonesia mengabaikan kedelai lokal. Hal ini ditunjukkan dari psikologi harga beli masyarakat yang masih rendah di kedelai lokal. Industri dan pelaku usaha pengolahan kedelai pun lebih memilih kedelai import dengan pertimbangan kemudahan ketersediaan stok sepanjang tahun membuat kedelai lokal semakin sulit berkompetisi dengan kedelai impor.
Harga beli di pasaran yang murah dan dibawah nilai harga pokok produksi (HPP) dari petani memicu munculnya keengganan petani Indonesia dalam melakukan budidaya kedelai. Hal ini dapat terlihat dari penurunan kapasitas dan produktifitas kedelai lokal dari tahun ke tahun.Tahun 1990 Indonesia memiliki lahan kedelai seluas 1.334 ha dan pada tahun 2005 merosot tajam sebanyak 46,55% dan menjadi 621 ribu ha (DEPTAN). Dampak lain yang dimunculkan dari ini semua adalah minimnya ketersediaan kebutuhan kedelai lokal sehingga memberikan peluang kepada negara luar untuk mengekspor kedelai ke Indonesia.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumat (25/9/2015), periode Januari hingga Agustus 2015 tercatat impor kedelai mencapai 1.525.748 ton dengan nilai US$ 719.807.624.
Pekakekal memberikan solusi terhadap informasi ketersediaan kedelai lokal yang memenuhi standart kualitas industri, tanya jawab mengenai problem kedelai lokal dan pengolahannya secara online, sarana pembelajaran kedelai dari agrobisnis kedelai hingga pengolahan kedelai menjadi berbagai produk pangan.
Petunjuk aplikasi tinggal diakses via online baik melalui PC, Laptop maupun HP yang terhubung dengan jaringan internet. Download aplikasi android pekakekal atau langsung mengakses ke alamat website pekakekal.
Untuk informasi ketersediaan stok kedelai, Bapak/Ibu diharuskan mendaftarkan terlebih dahulu sebagai Anggota untuk mengisi form Aplikasi. Admin Pekakekal akan mengklarifikasi dan notifikasi terkait dengan status Bapak Ibu untuk kebutuhan kedelai lokal ini. Selanjutnya jika kelayakan notifikasi sudah di setujuji, Bapak Ibu akan dapat mengaplikasikan program Sistem Informasi Persediaan (SIP Kekal) untuk kebutuhan Bapak Ibu dalam memenuhi kedelai lokal.
Untuk tanya jawab, bapak ibu tinggal mengakses dari website pekakekal dan bisa langsung menuju pada kolom bawah lembar tanya jawab dan menuliskan bagian tanya pertanyaan. Ikuti form pengisian pertanyaan, dan jawaban akan pertanyaan akan segera diberikan oleh Pekakekal.
Untuk Kerjasama dalam berbagai bentuk pelatihan dan pembinaan industri, dapat kontak via email ke email pekakekal. Admin akan segera menindaklanjuti perihal materi dan rencana kegiatannya. Semoga pekakekal memberikan solusi dalam pemberdayaan pangan lokal terutama produk strategis pangan masyarkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari formulasi minuman olahraga berbasis tempe untuk pemulihan kerusakan otot dengan kandungan gizi yang tepat dan dapat diterima secara sensori. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal yaitu jumlah penambahan air untuk melarutkan tepung tempe yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu 500 ml, 600 ml dan 700 ml, dengan masing-masing perlakuan mengandung 23 gram protein. Tepung tempe yang digunakan mengandung kadar air 5,39%, abu 1,22 % berat kering, protein 45,55% berat kering, lemak 33,9% berat kering, karbohidrat 13,94 % berat kering, kalsium 0,14% berat kering, besi 0,018% berat kering, natrium 0,004% berat kering, magnesium 0,06% berat kering, klorida 0,04% berat kering dan kalium 0,10% berat kering. Hasil uji hedonik minuman tempe menunjukkan bahwa penambahan air 600 ml cenderung mempunyai nilai kesukaan secara keseluruhan yang paling tinggi (5,42) dibandingkan dengan penambahan air 700 ml (5,37) dan 500 ml (nilai 4,92) (P>0,05). Minuman tempe dengan penggunaan air 600 ml mempunyai penerimaan secara keseluruhan yang tertinggi dengan nilai 80%. Minuman tersebut mempunyai karakteristik per sajian sebagai berikut kandungan protein 23 gram, karbohidrat 48 gram, lemak 17,11 gram, energi 438 kkal, branched chain amino acids (BCAA) 4161,6 mg, Ca 72,92 mg, Fe 9,46 mg, Mg 33,12 mg, Na 2,37 mg dan Cl 21,30 mg, dan K 54 mg.
Sumber: Jurnal Agritech, Naskah dapat didownload disini
Kebutuhan air dan efisiensi penggunaan air merupakan cara sederhana untuk mengetahui apakah hasil tanaman dipengaruhi oleh pasokan air. Tanaman tahan kering mengalami penurunan hasil lebih rendah ketika terjadi cekaman kekeringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan air tanaman, efisiensi penggunaan air dan variasi ketahanan kultivar kedelai terhadap cekaman kekeringan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 18 x 4 dengan tiga ulangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2012 di Kebun Tridharma Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dengan ketinggian tempat 110 m dpl. Faktor pertama adalah kultivar kedelai terdiri atas 18 kultivar dan faktor kedua adalah interval penyiraman terdiri atas 4 taraf yaitu penyiraman 1 hari, 2 hari, 4 hari dan 8 hari sekali sampai kapasitas lapangan. Pengamatan kebutuhan air dilakukan mulai umur 15 hari sampai 56 hari setelah tanam dan efisiensi penggunaan air dilakukan pada umur 56 hari setelah tanam. Perhitungan indeks cekaman dan indeks sensitivitas cekaman dilakukan pada umur 84 hari setelah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kultivar Grobogan dan Galunggung tahan terhadap cekaman kekeringan dengan kebutuhan air antara 4,87 sampai 4,98 mm dan efisiensi penggunaan air 5,16gram/mm. Kultivar Burangrang, Kaba, Argomulyo, Panderman, Ijen, Baluran, Petek, dan Malabar merupakan kultivar yang agak tahan terhadap cekaman kekeringan dengan kebutuhan air antara 3,98 sampai 6,14 mm dan efisiensi penggunaan air antara 3,69 sampai 5,51 gram/mm. Kultivar Sibayak, Tanggamus, Anjasmoro, Wilis, Garut, Gepak Kuning, Sinabung, dan Seulawah merupakan kultivar yang tidak tahan terhadap cekaman kekeringan dengan kebutuhan air antara 5,37 sampai 5,95 mm dan efisiensi penggunaan air antara 3,49 sampai 5,60 gram/mm.
Sumber: Jurnal Agritech, Link Download artikelnya disini
Kualitas tempe dipengaruhi oleh bahan baku, proses pengolahan dan jenis inokulum yang digunakan. Kedelai hitamdapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe yang mempunyai kualitas seperti halnya tempe yang terbuat dari kedelai kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis inokulum dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan jamu, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan tempe kedelai hitam. Penelitian ini menggunakan kedelai hitam varietas mallika sebagai bahan baku pembuatan tempe. Kedelai hitam yang telah dibuang kulitnya, direndam dan dikukus kemudian dicampur dengan inokulum yang berasal dari biakan murni Rhizopus stolonifer, R. oligosporus dan R. oryzae. Setelah itu diinkubasi selama 24, 30, 36 dan 42 jam pada suhu 25-27 oC. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan tempe kedelai hitam. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jenis inokulum dan lama inkubasi berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivtas antioksidan. Pertumbuhan jamur meningkat sampai lama inkubasi 36 jam, kemudian turun. Panelis memberikan nilai tertinggi pada tempe yang diinkubasi selama 36 jam. Ada kecenderungan lama inkubasi tempe meningkat aktivitas antioksidannya. Kesimpulan dari penelitian ini Rhizopus stolonifer mempunyai karakteristik relatif lebih tinggi pertumbuhan jamur, sifat organoleptik dan aktivitas antioksidan dibandingkan jenis jamur yang lain pada lama inkubasi 30 jam.
Sumber: Jurnal Agritech. Link Download Artikel disni