Varietas Unggulan Kedelai Nasional

Ditulis oleh

APA ITU VARIETAS UNGGULAN?

Varietas yang memiliki sifat kualitatif terhadap hama penyakit dan toleran terhadap cekaman keringan serta sifat kuantitatif yakni hasil polong atau biji. Dalam pertanian komoditas yang sering menjadi andalan setelah padi dan jagung adalah komoditas kedelai.

KRITERIA VARIETAS UNGGUL

Secara umum, varietas unggul baru diharapkan dapat memenuhi beberapa kriteria antara lain meningkatkan produksi, memperbaiki stabilitas produksi, memenuhi standar mutu, sesuai pola tanam yang diterapkan petani, serta sesuai permintaan konsumen yang berbeda-beda di setiap wilayah. Permintaan konsumen ini
umumnya mencakup masalah warna biji, bentuk polong, bentuk biji, dan sebagainya. Oleh karena faktor keterbatasan prasarana lunak maupun keras yang dimiliki pemulia maka kriteria tersebut tidak banyak dapat dipenuhi. Untuk itu, beberapa hal yang akan dicapai dalam pembentukan varitas unggul tersebut masih lebih ditekankan pada kegiatan untuk

  1. meningkatkan potensi hasil polong/hiji di atas 2,0 ton/ha melalui rekayasa genetika,
  2. memperbaiki umur tanaman (80-100 hari) agar sesuai dengan masing masing pola tanam,
  3. meningkatkan toleransi tanaman terhadap serangan hama penyakit penting,
  4. meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman fisik lingkungan (kekeringan, naungan, genangan, kadar Al, dan pH rendah), serta
  5. memperbaiki mutu biji (warna, bentuk, dan ukuran) agar sesuai dengan permintaan pasar dan jenis produk yang diinginkan konsumen.

Upaya Pembentukan Varietas Unggul Baru Bahan baku untuk mendukung proses pembuatan varietas unggul ini berasal dari koleksi varietas liar, varietas lokal, varietas unggul lama, galur-galur homosigot hasil silangan, dan varietas atau galur introduksi dari luar negeri. Di Indonesia upaya pembentukan varietas unggul baru untuk kacang tanah umumnya masih ditekan; kan pada tiga kegiatan, yaitu 1) introduksi dan seleksi (3-5 tahun): jangka pendek, 2) persilangan dan seleksi (5-10 tahun): jangka panjang, serta 3) mutasi buatan dengan penyinaran sinar gamma (masih jarang dilakukan). Sampai saat ini sebagian besar petani masih senang menggunakan varietas lokal, hanya sedikit petani yang menggunakan varietas unggul. Itu pun hanya 1-2 varietas saja. Padahal sampai akhir tahun 1998, sudah ada sebanyak 22 varietas unggul nasional yang resmi dilepas pemerintah untuk ditanam dan dikembangkan oleh petani, cermasuk tiga varietas unggul baru tahun 1998, yaitu Singa, Panther, dan Jerapah .Varitas Tahun Dilepas Umur (hari)Warna BijiJumlah BijiUkuran(g/100bj)PotensiTipe(hart) Hasil (ton/ha)

Alasan petani masih menanam varietas lokal antara lain ada satu sifat atau keunggulan varietas lokal yang melebihi varietas unggul nasional. Keunggulan tersebut adalah ketahanan terhadap serangan penyakit layu cukup baik. Di samping itu, persyaratan bentuk biji dan polong lebih disukai pedagang. Keterbatasan tersedianya benih varietas unggul merupakan salah satu sebab tidak dikenalnya varietas unggul tersebut di kalangan petani. Jangan heran kalau varietas unggul nasional bclum banyak menjangkau hingga kc tingkat petani.

Secara garis besar tahapan kegiatan pembcntukan varietas unggul baru pada kacang tanah di tingkat nasional dapat berasal dari introduksi varietas atau galur, persilangan dan seleksi, dan mutasi buatan. Introduksi varietas atau galur Kegiatan pada tahap ini lcbih dititikberatkan pada cara mendatangkan varietas atau galur kacang tanah hasil persilangan generasi lanjut dari mancanegara atau institusi tingkat internasional.Adapun keuntungan yang diperoleh dari kegiatan ini tcrutama adalah menambah atau memperbanyak keragaman genetik beberapa sifat yang diinginkan misalnya tahan jamur alfatoksin toleran kekurangan Fe, tahan kekeringan dan tahan penyakit bercak daun sehingga dapat dijadikan bahan persilangan untuk suatu tujuan tertentu. Di samping itu, dengan kegiatan ini dapat dilakukan evaluasi langsung varietas dan galur dengan cepat sehingga memperpendek waktu yang harus dilalui dalam rangka proses pelepasan varietas unggul baru. Waktu yang diperlukan bila mclalui prosedur standar biasanya mencapai 8-10 tahun. Namun, dengan cara introduksi dapat diper-pendek hanya menjadi sekitar 4-5 tahun (Heddy, 1994).

Hal lain yang harus diperhatikan lebih saksama, cermat, dan teliti adalah kegiatan ini harus diikuti dengan pelaksanaan pengawasan lapang yang lebih ketat. Pengawasan dilakukan terutama terhadap masuknya hama penyakit baru yang mungkin terbawa dalam biji biji atau polong. Untuk itu, pelaksanaan kegiatan uji karantina tumbuhan memegang peranan sangat penting dan sebagai kunci utama penangkal bahaya tersebut.Varietas unggul Kelinci, Singa, Panther, dan Jerapah merupakan hasil perwujudan kegiatan introduksi dari ICRISAT, India; setelah mengalami masa evaluasi yang memakan waktu sekitar 5 tahun.

PERSILANGAN

Prinsip dasarnya kegiatan persilangan pada kacang canah dapat dilakukan bila sudah diketahui dengan pasti periode berbunga yang bersamaan antara tetua jantan dan betina dari induk yang akan disilangkan. Untuk mengatur kebersamaan waktu berbunga kedua induk tersebut dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanam yang mungkin sama atau tidak sama. Dengan cara ini dapat diperoleh periode berbunga yang bersamaan pada pasangan tetua yang akan disilangkan berdasarkan deskripsi umur bahan tanaman yang akan disilangkan tersebut.

Kedelai memiliki keanekaragaman varietas, dan sekurang – kurangnya terdapat kurang lebih 78 varietas kedelai yang telah berhasil dibudidayakan melalui proses penyilangan atau proses hibridasi antar varietas. Komoditas kedelai merupakan komoditas penting yang sangat populer di kalangan pertanian dan hasil produknya juga sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia yaitu Tempe dan Tahu. Berdasarkan fakta yang ada selama ini, kedelai adalah komoditas paling diminati para petani setelah padi dan jagung untuk dipanen di lahan tanam mereka serta tahu dan tempe adalah hasil olahan nabati yang menempati permintaan paling tinggi diantara olahan nabati yang lain. Hal tersebut sangat mungkin terjadi mengingat kedelai adalah salah satu tanaman pangan yang laris di olah dan dibiakkan dengan berbagai macam kebutuhan. Sebelumnya perlu diketahui di antara kedelai dan varietasnya yang begitu banyak, terdapat 3 varietas kedelai unggulan yang paling menjadi primadona para petani dan pengusaha (produsen). Kedelai unggulan adalah salah satu varietas kedelai yang sudah banyak teruji kemampuan dan prospek maupun potensinya dalam berbagai kebutuhan pertanian. Varietas kedelai unggulan tersebut antara lain adalah Varietas Grobogan, Anjasmoro dan Malika. Varietas unggulan tersebut sangat memiliki kelengkapan parameter yang lengkap dan nyaris sempurna pada semua aspek yang diperlukan (Fachruddin, 2000).

Varietas yang pertama adalah grobogan. Varietas Grobogan memiliki deskripsi seperti pada keterangan berikut ini :

VARIETAS GROBOGAN

  • Nama Varietas : Grobogan
  • SK : 238/Kpts/SR.120/3/2008
  • Tahun : 2008
  • Tetua : Pemurnian populasi Lokal Malabar Grobogan
  • Rataan Hasil : 3,40 ton/ha
  • Potensi Hasil : 2,77 ton/ha
  • Karakter Khusus : polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen > 95% daunnya telah luruh
  • Pemulia : Suhartina, M. Muclish Adie, T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti
  • Tipe pertumbuhan : Determinate
  • Warna daun : Hijau agak tua
  • Warna bulu batang : Cokelat
  • Warna bunga : Ungu
  • Warna kulit biji : Kuning muda 
  • Bentuk daun : Lanceolate 
  • Umur bunga : 30-32 hari
  • Umur polong masak : ± 76 hari
  • Tingi tanaman : 50-60 cm
  • Bobot biji : ± 18 g/100 biji
  • Kandungan protein : 43,9%
  • Kandungan lemak : 18,4%
  • Daerah sebaran : Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik Pengusul : Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Varietas Grobogan berasal dari pemurnian populasi lokal Malabar Grobongan.

Dengan Parameter yang disebutkan dan telah diujikan pada Varietas grobogan, maka dengan melihat beberapa keunggulan tersebut dapat sangat menguntungkan bagi para petani untuk menanmnya. Petani akan memiliki keuntungan dengan menanam varietas ini antara lain :

  1. Daerah sebaran (kecockan media tanam) yang sangat beragam dan juga tidak terlalu bergantung terhadap musim yang labil, tetapi bergantung terhadap kondisi irigasi yang baik. Artinya petani dapat mengontrol arus irigasi ke lahan sesuai kebutuhan lahan yang sewaktu waktu dapat dikendalikan.
  2. Umur Kemasakan yang terbilang singkat dapat mempercepat hasil panen yang akan diperoleh selain itu didukung dengan hasil penelitian terhadap pengukuran rataan hasil yang maksimal dapat mencapai 2,7 ton/ha akan sangat melimpah panen yang diperoleh apabila parameter tumbuh dikendalikan dengan baik.
  3. Sesuai dengan namanya varietas grobogan yang berasal dari kabupaten grobogan, di daerahnya sekarang mengalami kemjauan produksi yang sangat pesat disebabkan kedelai grobogan saat ini memiliki kestabilan harga yang baik di antara varietas lainnya, dan selain itu rasio antara biaya pengeluaran hingga panen tidak terlalu besar. Selain itu kemurnian benih varietas ini tetap terjaga sehingga akan tetap kebal melawan hama penyakit sebelum panen raya. Hanya saja semua jenis varietas kedelai memiliki kendala apabila panen raya tiba, seringkali HPP kedelai dikalahkan oleh rendahnya harga kedelai impor.

“Untuk mencapai produksi 2.2 t/ha menurut paparan petani setempat tidak terlalu sulit karena hanya menggunakan teknologi budidaya lokal meliputi varietas Grobogan dengan jarak tanam 35 cm x 15 cm, benih diberi perlakuan (seed treatment) menggunakan bakteri Rhizobium bagi lahan yang relatif baru atau belum pernah ditanami kedelai, pupuk organik dosis anjuran, pengendalian hama penyakit berdasarkan pemantauan. Hama yang sering muncul adalah ulat grayak (Spodoptera litura), pengisap polong (Riptortus linearis) dan penggerek polong (Etiella zinckenella). Penyiapan lahan dengan cara dibajak kemudian digaru sudah dapat langsung ditanami, alhamdulillah satu hari sebelum dilakukan penanaman oleh Bapak Mentan, lahan diguyur hujan semalam sehingga memberikan sinyal baik dalam program PAT yang dilakukan oleh Mentan dengan TNI AD ini.”

VARIETAS ANJASMORO

Varietas Anjasmoro juga merupakan primadona diantara banyak varietas kedelai yang ada.Varietas ini memiliki deskripsi fisik secara rinci sebagai berikut :

  • Nama varietas : Anjasmoro
  • Kategori : Varietas ungggul nasional (released variety)
  • SK : 537/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober tahun 2001 Tahun : 2001
  • Tetua : Seleksi massa dari populasi galur murni MANSURIA
  • Potensi hasil : 2,25-2,03 ton/ha
  • Pemulia :Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya, Jamaludin M, Susanto, Darman M.Arsyad, Muchlis Adie Nomor galur : MANSURIA 359-49-4
  • Warna daun : Hijau
  • Warna Bulu : Putih
  • Warna Bunga : Ungu
  • Warna polong masak : Coklat muda
  • Warna kulit biji : Kuning
  • Tipe tumbuh : Determinate
  • Bentuk Daun : Oval Ukuran daun :
  • Lebar Perkecambahan : 78-76%
  • Tinggi Tanaman : 64-68 cm
  • Jumlah cabang : 2,9- 5,6
  • Jumlah buku pada batang utama : 12,9-14,8
  • Umur Berbunga : 35,7-39,4
  • Hari Umur masak : 82,5-92,5 hari
  • Bobot 100 biji : 14,8-15,3 gram
  • Kandungan protein biji : 41,78 – 42,05%
  • Kandungan lemak : 17,12 – 18,60%
  • Ketahanan terhadap kerebahan : Tahan rebah
  • Ketahanan terhadap karat daun : Sedang Ketahanan terhadap pecah polong : Tahan

Berdasarakan pemaparan deskripsi di atas dapat diketahui mengapa Anjasmoro ditetapkan sebagai kedelai unggulan nasional, karena beberapa faktor yaitu adanya faktor resistensi terhadap hama penyakit yang terbilang cukup baik, dan didukung dengan sifat kualitatif dan kuantitatif dari varietas Anjasmoro yang memiliki produktivitas biji poling dan tinggi tanaman yang baik pada daerah sentra produksi, sedangkan pada sifat kualitatif varietas Anjasmoro memiliki resistensi lahan terhadap hama penyakit. Selain itu varietas ini mampu melebihi produktivitas rerata nasional, yang artinya varietas Anjasmoro dominan bertahan sampai matang ketimbang varietas lainnya. Kelebihan utama lainnya adalah Anjasmoro lebih toleran kondisi tanah jenuh air, tidak mudah rebah, polongnya banyak, bijinya besar, dan hasilnya tinggi.

VARIETAS MALIKA

Malika adalah salah satu nama varietas kedelai unggulan yang mendadak menjadi terkenal di Indonesia setelah munculnya varietas ini di salah satu iklan di televisi. Tidak hanya namanya saja yang terkenal tetapi potensi malika sendiri juga dapat membuat kagum para petani.

  • Nama Varietas : Mallika
  • Asal : Seleksi varietas lokal asal Bantul
  • Warna daun : Hijau tua
  • Warna bunga : Ungu
  • Warna kulit biji : Hitam
  • Warna polong tua : Coklat tua
  • Warna hilum biji : Coklat muda
  • Bentuk daun : Oval melebar
  • Tipe tumbuh : Indeterminet
  • Umur berbunga : 36 hari
  • Umur polong masak : 85-90 hari
  • Tinggi tanaman : 60 – 80 cm
  • Rata-rata hasil: 2,34 ton/ha
  • Potensi hasil : 2,94 ton/ha
  • Kandungan protein : 37 %
  • Kandungan lemak : 20 %
  • Ketahanan Hama : Tahan terhadap ulat jengkal dan ulat grayak
  • Daerah sebaran/adaptasi : Beradaptasi baik pada daerah dataran rendah sampai tinggi baik di musim hujan maupun kemarau
  • Sifat-sifat lain : - Polong lebat, muncul dari nodia pertama, Polong masak tidak mudah pecah
  • Peneliti : Setyastuti Purwanti, Tri Harjaka, Mary Astuti, M. Muchlish Adie
  • Pengusul : Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Malika disebut sebagai varietas unggulan salah satu penyebab utamanya adalah sebagai varietas baru yang dikembangkan, Varietas malika mampu mencapai produktivitas maksimal sebesar 3 ton dan tidak membusuk pada saat musim hujan.

Itulah pemaparan lengkap yang dapat disampaikan seputar kedelai varietas unggulan nasional beserta beberapa alasan yang menyertainya. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.

Sumber :
Fachruddin, Lisdiana, Ir. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Heddy, S., W. H. Susanto dan M. Kurniati, 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan Penanganan Pasca Panen. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Read 2029 kali Last modified on Jumat, 23 Desember 2016 21:59
Artikel lain di dalam kategori ini: « Sejarah Kedelai Indonesia  Sistem Kedelai Nasional »

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini234
Kemarin450
Minggu ini684
Bulan ini1253
Total207050

Nampak
  • IP Anda: 3.138.120.156

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada