Analisis Usaha Kedelai

Ditulis oleh

Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014. Adapun asumsi-asumsi yang dipergunakan sebagai berikut (Effendi, 1993) :

  1. Lahan budidaya kedelai seluas 1 ha, berupa lahan sewa.
  2. Upah 1 hari tenaga kerja pria (HKP) senilai Rp 15.000/hari.
  3. Upah 1 hari tenaga kerja wanita (HKW) senilai Rp 10.000/hari.
  4. Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 3.000/kg.
  5. Volume produksi sebanyak 2.000 kg.

Berikut adalah penjelasan variabel keperluan usaha tani kedelai :

1) Biaya

Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :

  • Sewa Lahan

Biaya tidak tetao yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :

  • Biaya benih kedelai sebanyak 60 kg
  • Biaya pupuk
  • Biaya pestisida
  • Biaya tenaga kerja (penyiapan lahan, tanam, pemeliharaan, panen, dan proses)

Maka, Total biaya produksi = Biaya tetap + Total biaya variabel.

2) Pendapatan dan Keuntungan

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim tanam (3 bulan) mencapai 2 ton/ha.

Pendapatan = Volume produksi x Harga jual.

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha.

Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, antara lain return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit cost ratio, B/C rasio).

  • ROI = Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal atau mebgukur keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan jumlah modal yang diinvestasikan
  • B/C Ratio = Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan usaha taninya. Bila nilai B/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai B/C rasio lebih kecil dari 1, usaha tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Read 1212 kali Last modified on Sabtu, 24 Desember 2016 14:03
Artikel lain di dalam kategori ini: « Panen dan Pasca Panen

Comments  

# Fitriana Sugianti 2017-04-25 07:29
artikel telah memuat informasi yang sangat bermanfaat, sehingga dapat membantu para pembaca untuk mengetahui cara menganalisa kelayakan usaha tersebut. selain itu, pada artikel ini juga menjelaskan secara rinci mengetahui perhitungan yang harus di tentukan dan juga menjelaskan mana yang biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Reply | Reply with quote | Quote
# wilibordus andri 2017-04-25 08:12
Terimakasih telah membaca artikel kami, semoga benar benar bermanfaat dan bisa digunakan sebagai referensi.
Reply | Reply with quote | Quote
# Ayudya Setiarini 2017-05-07 19:07
setelah membaca artikel ini saya mendapatkan gambaran mengenai pengaturan keuangan pada usaha pertanian khususnya kedelai, karena jenis kedelai berbeda beda maka harga bibitnya pun berbeda. petani dapat mengatur bagaimana keuangan yang akan digunakan dalam memulai usaha, artikel ini dapat membantu petani yang akan memulai usaha apabila disebarluaskan pada petani kedelai.
Reply | Reply with quote | Quote
# Pekakekal 1 2017-05-09 15:39
Sosialisasi kepada petani sudah dilakuakn dibeberapa kelompok tani. Hal yang paling penting sekarang adalah terkait permintaan kedelai lokal yang masih relatif rendah. peningkatan permintaan akan kedelai lokal ii bisa kita tingkatkan dengan mulai beralih membeli kedelai lokal.
Reply | Reply with quote | Quote
# Anna Siti Fatimah 2017-05-09 09:26
Artikel ini sudah baik, akan lebih baik lagi jika diterapkan. Sebaiknya para petani kedelai itu diberikan penyuluhan mengenai cara analisis kelayakan usaha supaya petani dapat merasakan keuntungan dari menanam kedelai.
Reply | Reply with quote | Quote
# Pekakekal 1 2017-05-09 15:45
Trimakasih telah membeca artikel kami. Benar sekali apa yang dikatakan kak Anna terkait penyuluhan analisis kelayakan usaha. Mari tingkatkan permintaan akan kedelai lokal dengan beralih mengkonsumsi Kedelai lokal.
Reply | Reply with quote | Quote

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini187
Kemarin450
Minggu ini637
Bulan ini1206
Total207003

Nampak
  • IP Anda: 18.119.143.52

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada