Di Indonesia rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahun lebih kurang 2.3 juta ton, sedangkan produksi kedelai nasional baru mencapai 870.068 ton atau setara dengan 37.85 % dari kebutuhan. Kekurangan tersebut dipenuhi melalui impor kedelai dari beberapa negara di luar Indonesia. Kebutuhan import kedelai Indonesia saat ini berada di peringkat no 2 tertinggi dunia selain komoditi jagung di tanah air.
Pakar tempe asal Inggris, Jonathan Agranoff, menilai kualitas kedelai Indonesia jauh lebih berkualitas dibandingkan kedelai impor asal Amerika Serikat. "Keunggulan kedelai Indonesia adalah tidak modifikasi genetik, organik, rasa kedelainya enak sekali, air rendaman kedelainya pun jernih," katanya di Jakarta, Rabu (25/7).
Dia membandingkan kualitas kedelai lokal dengan kualitas kedelai asal AS. Dikatakannya, Australia dan negara-negara Eropa enggan mengimpor kedelai dari AS karena dugaan modifikasi genetik.