Minggu, 16 Oktober 2016 10:08

Biografi Rustono Tempeh - Seorang Pengusaha asal Indonesia yang sukses membangun bisnis di Jepang

Nilai artikel ini
(0 votes)
Seorang pengusaha asal Indonesia yang sukses di Jepang Seorang pengusaha asal Indonesia yang sukses di Jepang

Rustono-san adalah salah satu guru bagi saya, guru yang mengajarkan hal hal besar dalam kehidupan, guru terjauh yang pernah saya temui di Negeri Jepang pada tanggal 3 Oktober 2014 ( yang rupanya bertepatan dengan hari ulang tahun beliau ), guru yang mengajarkan hal hal yang tidak pernah di ajarkan oleh guru guru lainnya di Indonesia

Beliau tinggal di Shiga – 1 jam dari Kyoto – Kansai Prefecture, di rumah 3 tingkat yang berlokasi didataran tinggi dengan pemandangan alam yang cantik, beliau tinggal bersama Istri nya Tsuruko Kuzumoto, dan 2 anak gadisnya yang sangat berbakat dimusik, yaitu Naomi Kuzumoto dan Remina Kuzumoto.

Sebelum bercerita lebih jauh apa yang saya temui, dan apa yang saya dapatkan bersama beliau, melalui blog ini saya akan memperkenalkan beliau (berdasarkan blog blog lain yg pernah bercerita tentang beliau dan  juga website yg pernah meliput dan membuat artikel tentang beliau) , berikut ceritanya :

“Rustono – San atau Pak Rustono  begitu saya memanggil beliau, Seorang Pengusaha Profesional asal Indonesia yang berhasil di Negeri Sakura - Jepang, Beliau Lahir tanggal 3 oktober  1968 di Grobogan-Jawa Timur, besar dan belajar di Indonesia sampai akhirnya lulus dan bekerja di Hotel Sahid

Pada Tahun 1995 Beliau bertemu dengan seorang turis asal Jepang yang bernama Tsuruko Kuzumoto, seseorang yang ditakdirkan menjadi pendamping hidup Rustono-sandan yang membawa Pak Rustono ke awal kisah keberhasilannya di Jepang.

Sebelum akhirnya menikah dan memutuskan untuk tinggal di Jepang, Rustono-san meminta dan mengatakan bahwa dia mau menjadi pengusaha di Jepang, dan tidak mau bekerja kepada orang lain kepada Kuzumoto-san. Kuzumoto-san pun setuju dan akhirnya mereka tinggal & hidup di Jepang mulai tahun 1997.

Awal hidup Rustono-san di Jepang, Beliau tidak langsung menjadi pengusaha, beliau sempat bekerja di beberapa perusahaan sambil menabung dan belajar tentang tempe.

Tempe? Ya, Rustono-san ingin jadi pengusaha tempe di Jepang. Dia melihat di Jepang banyak sekali makanan berbahan dasar kedelai seperti tahu, tapi belum ada tempe. Salah satu makanan yang mirip “tempe” di Jepang adalah nattou. Jadi Rustono-san berpikir, kenapa tidak menjual tempe? “Karena saya orang Jawa, kepikiran ide tempe,” ungkapnya saat acara diskusi tempe di Kementerian Koperasi dan UKM, Minggu (22/9/12), seperti dikutip detik.com (http://finance.detik.com/read/2012/09/22/173548/2031138/68/1/ini-dia-si-raja-tempe-dari-jepang, diakses pada 24 Januari 2014 pukul 13.24).

Pada awalnya Rustono-san belajar membuat tempe dari internet. “Empat bulan uji coba saya membuat tempe gagal terus,” terangnya, seperti dikutip Batam Pos (http://batampos.co.id/2013/08/31/kegigihan-rustono-raja-tempe-asal-indonesia-di-jepang/, diakses pada 22 Januari 2014, 15.47).

Tak puas, Rustono-san pulang ke tanah air selama tiga bulan untuk belajar ke beberapa perajin tempe di Pulau Jawa. “Sekitar 60 pengusaha tempe dari Semarang sampai Jogja saya datangi. Saya benar-benar ingin menyerap ilmu mereka. Saya tidak ingin gagal lagi,” ujarnya (Batam Pos).

Setelah yakin dengan tempe buatannya, Rustono-san mulai memproduksi Tempe dan merintis usahanya di Jepang, untuk diketahui oleh rekan rekan pembaca sekalian, bahwa di Jepang Higienis itu sangat di utamakan dan sangat sulit sekali mendapatkan izin produksi disana. Namun Rustono telah membuktikannya dengan membawa sampel tempenya ke lab yang akhirnya beliau mendapatkan izin untuk memasarkannya.

Teknik pemasaran yang dilakukan Rustono-san adalah Door to Door, beliau mengetuk pintu restaurant satu ke pintu restaurant lainnya, untuk menawarkan Tempehnya. Tidak sedikit yang menolaknya mungkin karena produknya aneh bagi orang Jepang, dan mungkin karen Rustono-san bukan orang Jepang hehe, namun tahukah apa yang dilakukan Rustono menyikapi tolakan tolakan tersebut ? Beliau dengan santai dan penuh wibawa menjawab,impian saya lebih besar dari tolakan tolakan itu !, beliau tetap pada keyakinannya, tetap pada mimpinya, malah beliau memperjalas mimpinya dengan membeli Map Negara Jepang yang kemudian beliau tempelkan titik titik merah yang menggambarkan pendistribusian produk beliau, wow!!

Tahun 2000 Rustono resmi membangun pabrik tempe pertamanya di Otsu, Shiga,. Pabrik itu dibangun sendiri oleh Rustono dan Tsuruko, sebuah pabrik kecil, rumah 2 lantai dengan ruang produksi di masing masing lantainya. Tempat sederhana dimana Rustono-san membangun mimpi mimpi besarnya, 

Kisah pembangunan Pabrik ini adalah kisah titik balik dan titik ledakan bisnis Rustono. Kisah Suami Istri yang membangun Pabrik dengan tangan sendiri, menarik gerobak yang berisi kayu kayu besar sendiri, dan di lakukan di tengah musim Dingin.! Pada saat membangun pabrik tersebut tanpa disadari oleh Rustono, ada seseorang yang kebetulan lewat, dan melihat kemudian melarang aktivitas Rustono dan Tsuruko karena sangat berbahaya melakukan aktivitas berat saat musim dingin, namun Rustono-san menjawab “ saya sedang membangun mimpi saya”. Kalimat sederhana itulah Yang akhirnya membuat orang ini tertarik dan memperhatikan Rustono dan Istri, ternyata orang tersebut adalah seorang wartawan di Jepang.

Sampai akhirnya Rustono di wawancara dan wartawan tersebut melayangkan wawancara itu ke media, disitulah Rustono mendapatkan titik balik, beliau menerima banyak sekali respon setelah berita tersebut , bahkan beliau menerima respon dari restoran restoran yang dulu menolaknya. Disinilah semua usaha dan kerja keras Rustono menemukan titik Cerah.

(Sumber: http://rezamuslim.blogspot.co.id/2014/10/biografi-rustono-tempeh-Pengusaha-Sukses-d-Jepang.html)

 

Read 317 kali
Artikel lain di dalam kategori ini: Pengusaha Muda Sukses Menjadi Juragan Tahu Organik »

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini728
Kemarin450
Minggu ini1178
Bulan ini1747
Total207544

Nampak
  • IP Anda: 3.23.102.227

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada