Rabu, 18 Januari 2017 06:11

Kedelai Turunkan Risiko Kanker Ovarium

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(0 votes)

Manfaat kedelai begitu banyak. Salah satunya menurunkan risiko kanker ovarium dan payudara. Bahkan, ini diurai dalam studi baru dari American Journal of Epidemiology.

Faktor makanan dan kejadian kanker ovarium dianalisis antara 97.275 perempuan dari California Teachers Study cohort. “Mereka yang mengonsumsi tiga miligram isoflavon (fitoestrogen dalam makanan kedelai) per hari memiliki risiko 44 persen lebih rendah daripada perempuan yang mengonsumsi kurang dari 1 miligram isoflavon,” papar ahli gizi Susianto yang ditemui dalam sebuah seminar di Maha Vihara Sejahtera Maitreya, Buddhist Center, Samarinda.

Doktor Gizi dari Universitas Indonesia(UI) Jakarta tersebut mengatakan, makanan kedelai seperti tahu atau susu kedelai mengandung rata-rata sekitar 20–50 miligram isoflavon per porsi bergantung pengolahan. Selain isoflavon, tidak ada bukti signifikan terkait makanan atau gizi lain dengan risiko kanker ovarium.

“Asupan produk kedelai mengurangi risiko patah tulang pinggul sebanyak 36 persen di antara perempuan yang mengonsumsi lebih sedikit jumlah kedelai. Semua asupan itu paling sedikit dikonsumsi,” terangnya.

Misalnya, jumlah yang lebih besar dari seperempat cangkir tahu per hari, rata-rata efek perlindungan 30 persen. “Penelitian ini adalah bagian dari Singapore Chinese Health Study dan meneliti lebih dari 63.000 orang dewasa pria dan perempuan,” ujar direktur dan ahli gizi Klinik Gizi Vegan HBM, Jakarta tersebut.

ISOFLAVON MIRIP ESTROGEN

Setiap gram protein kedelai dalam makanan yang terbuat dari kedelai, mengandung sekitar 3-4 mg isoflavon. Kandungan ini adalah salah satu jenis fitoestrogen yang terdapat dalam kedelai, termasuk genistein dan daidzein.

“Fitoestrogen dalam kedelai dapat bekerja dengan cara yang mirip dengan hormon estrogen. Namun, fitoestrogen bersifat jauh lebih lemah daripada hormon estrogen. Beberapa fitoestrogen (isoflavon) diperkirakan bekerja lebih lemah sekitar 100 hingga 100.000 kali lebih lemah daripada hormon estrogen yang dibentuk tubuh secara alamiah,” ujar dia.

Dia mengatakan, fitoestrogen dapat memberikan efek normalisasi pada level estrogen tubuh. Jika seorang perempuan memiliki level estrogen tinggi yang mungkin didapat dari pil kontrasepsi, fitoestrogen dapat menguranginya. “Namun, sebaliknya, ketika seorang perempuan memiliki tingkat estrogen yang rendah (pasca-menopuase), sifat lemah fitoestrogen dapat mengembalikan estrogen dalam tubuh menjadi lebih normal dan dapat meringankan gejala menopause,” pungkas dia.

sumber : kaltim.prokal.co

Read 430 kali

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini376
Kemarin450
Minggu ini826
Bulan ini1395
Total207192

Nampak
  • IP Anda: 52.14.154.79

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada