×

Peringatan

JUser: :_load: Tidak dapat memuat pengguna denga ID: 979

Kamis, 13 April 2017 05:54

Harapan Terpuruk Upaya Peningkatan Produksi Kedelai oleh Petani ?

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(3 votes)

Program Swasembada Padi dan Jagung oleh Pemerintah melalui Kementrian Pertanian  tanpa disadari  malah  berefek pada penyusutan produksi tanam kedelai oleh petani.  Bukannya swasembada kedelai terjadi di tahun ini, sebaliknya produksi kedelai diperkirakan sebesar 750 ribu ton malah menurun dibandingkan tahun 2016 yang mencapai diangka 890 ribu ton.  Komoditi kedelai dipandang kurang kompetitif dibandingkan dengan komoditi padi dan jagung menjadikan petani lebih suka memilih fungsi lahan untuk bertanam di komoditi padi dan jagung.  Hasil panen padi  dengan harga rata –rata Rp 7.500 sd Rp 8.000 perkilo dan rata-rata produksi panen 4 ton hingga 5 ton per ha, petani mendapatkan hasil panen Rp 30juta hingga Rp 40 jt/ha.  Demikian juga dengan jagung, dengan hasil panen rata-rata Rp 3.000 sd Rp 3.500 perkilo, dan rata rata produksi panen 11 sd 12 ton per ha, petani mendapatkan hasil panen Rp 33jt hingga Rp 36jt  perha.  Sedangkan jika menanam kedelai dengan harga Rp 6.000 sd Rp 7.000 per kilo, produksi kedelai 1,5 ton sampai dengan  2 ton per ha, akan didapatkan hasil panen sebesar Rp 10.5jt sampai dengan Rp 14jt per ha. Dengan rata rata masa panen kurang lebihnya 100 hari dan biaya produksi yang mendekati sama antar ketiga komoditi diatas. Petani rata rata menanam komoditi dilahan yang sama untuk penanaman komoditi baik itu padi, jagung dan kedelai. Upaya menaikkan produksi padi dan jagung oleh Pemerintah dengan sendirinya berdampak pada penurunan produksi kedelai ditingkat petani. Dengan tingkat kebutuhan pangan akan bahan baku kedelai yang diolah sebagian masyarakat Indonesia menjadi tahu dan tempe, hal ini mengakibatkan import kedelai menjadi semakin meningkat.

Upaya menaikkan produksi padi dan jagung sedapat mungkin oleh Pemerintah juga tetap diterapkan pada komoditi kedelai mengingat akan peran strategis dari komodi ini bagi masyarakat.  Menaikkan nilai kompetitif kedelai dibanding dengan komoditi pangan yang lain seperti padi dan jagung merupakan salah upaya untuk kembali mengangkat komoditi ini menarik bagi para petani untuk menanamnya.  Pemberian insentif untuk komoditi kedelai agar dapat menaikkan minat petani kembali menanam sudah perlu dilakukan kembali dan harapannya kedelai lokal petani yang lebih bersifat murni dan menyehatkan ini akan kembali dipilih dan diolah menjadi pangan sehat bagi masyarakat dibanding kedelai import yang didatangkan dari Amerika sebagian besar tergolong jenis rekayasa genetik/transgenik

Read 707 kali Last modified on Kamis, 13 April 2017 06:01

Terbaru dari: Atris suyantohadi

Comments  

# wilibordus andri 2017-04-22 12:02
seharusnya setiap program pemerintah diberikan perhatian yang sama. seperti halnya dalam program Pajale, perhatian lebih diberikan pada padi dan jagung. salah satu bukti nyatanya adalah perbedaan harga yang cukup tinggi.
Reply | Reply with quote | Quote
# Alfin Dwi Astuti 2017-05-01 17:51
Artikel diatas menjelaskan bahwa dalam upaya menaikkan produksi padi dan jagung oleh Pemerintah dengan sendirinya berdampak pada penurunan produksi kedelai ditingkat petani. Impor kedelai menjadi semakin meningkat, dengan penurunan produksi kedelai yang diolah masyarakat Indonesia menjadi tahu dan tempe. Hal tersebut cukup memprihatinkan mengingat kedelai sebagai sumber pangan lokal bagi masyarakat Indonesia. Salah satu saran pertimbangan yang perlu dilakukan untuk mengangkat kembali minat petani untuk menanam kedelai yaitu dengan menstabilkan harga kedelai ketika panen raya. Harga kedelai seharusnya dijaga pada kisaran petani mendapat keuntungan, sehingga petani berminat menanam kedelai lokal yang bersifat lebih murni dan menyehatkan.
Reply | Reply with quote | Quote
# wilibordus andri 2017-05-03 20:15
setuju dengan pertanyaan Mbak Alfin Dwi Astuti, harga kedelai seharusnya dijaga agar ketika panen raya petani kedelai tetap mendapatkan untung. selain stabilitas harga, bantuan pemerintah berupa pupuk dan benih kedelai juga perlu ditingkatkan untuk maningkatkan produsen kedelai atau petani kedelai.
Reply | Reply with quote | Quote
# Dwi_Cahyaningsih 2017-05-06 21:08
Sangat memprihatinkan sekali, bahwa kedelai yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahun dimana kedua makanan tersebut sebagai makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi justru malah banyak yang berasal dari luar. Selain cara-cara yang telah disebutkan diatas dapat juga diawali dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya biaya produksi kedelai yang rata-rata mendekati sama dengan komoditas padi dan jagung dan juga sosialisasi kepada para petani lokal tentang bagaimana cara menanam kedelai yang bagus sehingga dapat menghasilkan kedelai dengan kualitas baik. Dengan kualitas baik ini, maka pemerintah bisa membelinya dengan harga yang lebih tinggi dari pada kedelai-kedelai yang lain. Lahan di Indonesia yang sangat berpotensi untuk ditanami kedelai, sehingga juga harus dimanfaatkan.
Sukseskan kedelai lokall
Reply | Reply with quote | Quote
# Dwi_Cahyaningsih 2017-05-06 21:14
[quote name="Dwi_Cahyaningsih"]Sangat memprihatinkan sekali, bahwa kedelai yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu dimana kedua makanan tersebut sebagai makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi justru malah banyak yang berasal dari luar. Selain cara-cara yang telah disebutkan diatas dapat juga diawali dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya biaya produksi kedelai yang rata-rata mendekati sama dengan komoditas padi dan jagung dan juga memberikan sosialisasi kepada para petani lokal tentang bagaimana cara menanam kedelai yang bagus sehingga dapat menghasilkan kedelai dengan kualitas baik. Dengan kualitas baik ini, maka pemerintah bisa membelinya dengan harga yang lebih tinggi dari pada kedelai-kedelai yang lain. Lahan di Indonesia sangat berpotensi untuk ditanami kedelai, sehingga harus bisa dimanfaatkan dengan baik.
Mari sukseskan kedelai lokal
Reply | Reply with quote | Quote
# Dwi_Cahyaningsih 2017-05-06 21:16
Sangat memprihatinkan sekali, bahwa kedelai yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahun dimana kedua makanan tersebut sebagai makanan sehari-hari yang banyak dikonsumsi justru malah banyak yang berasal dari luar. Selain cara-cara yang telah disebutkan diatas dapat juga diawali dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya biaya produksi kedelai yang rata-rata mendekati sama dengan komoditas padi dan jagung dan juga memberikan sosialisasi kepada para petani lokal tentang bagaimana cara menanam kedelai yang bagus sehingga dapat menghasilkan kedelai dengan kualitas baik. Dengan kualitas baik ini, maka pemerintah bisa membelinya dengan harga yang lebih tinggi dari pada kedelai-kedelai yang lain. Lahan di Indonesia sangat berpotensi untuk ditanami kedelai, sehingga juga harus bisa dimanfaatkan.
Mari sukseskan kedelai lokal
Reply | Reply with quote | Quote
# Pekakekal 1 2017-06-12 19:28
Hal yang paling mungkin dilakuakn sekarang adalah dengan menaikkan permintaan terhadap kedelai dengan cara beralih dari produk kedelai GMO ke kedelai lokal. peningkatan permintaan tersebut secara otomatis akan meningkatkan harga kedelai sehingga para petani akan semakin tertarik menanam kedelai.
Reply | Reply with quote | Quote

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini260
Kemarin450
Minggu ini710
Bulan ini1279
Total207076

Nampak
  • IP Anda: 216.73.216.117

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada