Kamis, 02 Maret 2017 10:16

Perekonomian Baru bagi Petani Kedelai

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(0 votes)

Bukan hal yang mustahil, jika program pemerintah berhasil dalam mensosialisasikan kedelai lokal, maka akan banyak petani kedelai yang sukses dan maju. Jika konsumsi masyarakat berpindah dari kedelai impor ke kedelai lokal, maka kedelai lokal akan booming, dan banyak industri yang mencari. Oleh karena itu, mulai sekarang para petani kedelai lokal harus menyadari, bahwa dia adalah bagian keberhasilan pemerintah untuk turut serta menyediakan pasokan kedelai lokal bermutu tinggi.

Dengan kesadaran seperti ini, maka para petani mampu terus menanam dan menanam sehingga ketika masyarakat telah beralih ke kedelai lokal, petani yang sudah siap dan berkembang produksi pertanian kedelainya, menjadi petani yang sukses dan mampu meningkatkan perekonimiannya.

Read 415 kali

Comments  

# rejeki utami 2017-05-27 14:25
terima kasih atas info yang telah diberikan. dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan saya mengenai perekonomian bagi petani kedelai. lalu saya ingin bertanya bagaimana upaya yang dilakukan agar para petani kedelai lokal dapat menyadari bahwa dia adalah bagian keberhasilan pemerintah untuk turut serta menyediakan pasokan kedelai lokal bermutu tinggi dan butuh berapa lama program pemerintah tersebut berjalan agar tercapai swasembada pangan
Reply | Reply with quote | Quote
# Pekakekal 1 2017-06-12 19:36
Swasembada kedelai pada tahun 1984an terjadi karena berkesinsmbungannya rencana pembangunan lima tahun berkelanjutan dr th 1969. Upaya yg dpt dilakukan dengan sinergi program pemerintah, petani, pengrajin/industri sebagai bagian yg saling terintegrasi. Pemerintah memerlukan petani dan industri sebaliknya demikian. Pakar akademisi sebagai Supervisor yg berfungsi sebagai pengarah. Swasembada akan tercapai jika prgram secara berkesinambungan dilakuksn dan disupport penuh dng teknologi seperti dibrrbagai negara msju, teknologi memegang persn yg penting. Tentunya semua perlu kesadaran bersama utk mengedepankan psngan sehat kedelai ini yg tisp tshunnya meningkat dikonsumsi masy Indonesia.
Reply | Reply with quote | Quote
# Pekakekal 1 2017-06-12 19:35
Swasembada kedelai pada tahun 1984an terjadi karena berkesinsmbungannya rencana pembangunan lima tahun berkelanjutan dr th 1969. Upaya yg dpt dilakukan dengan sinergi program pemerintah, petani, pengrajin/industri sebagai bagian yg saling terintegrasi. Pemerintah memerlukan petani dan industri sebaliknya demikian. Pakar akademisi sebagai Supervisor yg berfungsi sebagai pengarah. Swasembada akan tercapai jika prgram secara berkesinambungan dilakuksn dan disupport penuh dng teknologi seperti dibrrbagai negara msju, teknologi memegang persn yg penting. Tentunya semua perlu kesadaran bersama utk mengedepankan psngan sehat kedelai ini yg tisp tshunnya meningkat dikonsumsi masy Indonesia.
Reply | Reply with quote | Quote

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini253
Kemarin450
Minggu ini703
Bulan ini1272
Total207069

Nampak
  • IP Anda: 18.226.166.64

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada