Lebih lanjut Herry mengatakan lahan pasang surut telah dicoba untuk budidaya kedelai di wilayah Delta Telang, di Sumatera Selatan serta Lampung dengan teknologi budidaya jenuh air.
"Lahan pasang surut sudah kita coba untuk budidaya kedelai, karena kalau kita andalkan pemenuhan kedelai kita itu dengan mengandalkan di lahan yang selama ini ada maka nanti jangan-jangan produksi kedelai meningkat tetapi jagung atau kacang tanah turun," jelas Herry.
Ia berharap kelompok petani lainnya tertarik untuk menggarap tanaman di lahan pasang surut.
"Petani transmigran dan keturunan-keturunannya yang melihat petak percobaan di lahan pasang surut sudah langsung meniru. Ini masih penelitian di lapangan semoga kelompok petani tertarik karena masih banyak lahan pasang surut yang belum digarap," ujar Herry.
Teknologi budidaya jenuh air diperkenalkan oleh dosen dan juga peneliti IPB Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi untuk meningkatkan produksi kedelai.
Budidaya jenuh air di lahan pasang surut mampu memproduksi dua ton kecambah kedelai per hektarnya. Produksi kedelai yang masih rendah memaksa pemerintah harus impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena alih fungsi lahan dan persaingan komodutas lainnya.
Ketahanan pangan menjadi tantangan Indonesia ditengah tingginya alih fungsi lahan pangan, makin buruknya efek perubahan iklim serta pesatnya pertumbuhan penduduk dunia.
Indonesia menghadapi dilema untuk memperjuangkan lahan untuk pangan atau lahan tambang, perkebunan serta membuka kawasan industri yang memberikan lebih banyak lapangan kerja baru.
Akibatnya harga pangan berfluktuasi dan peningkatannya tidak berbanding lurus dengan daya beli masyarakat sehingga terjadi impor besar-besaran yang justru menjadi bumerang bagi ketahanan pangan nasional.
"Untuk menekan impor kita harus kejar produktivitas serta pola konsumsi juga harus kita geser," kata Herry.
"Kita tidak boleh menggantungkan pemenuhan kebutuhan pangan kita hanya dari impor pangan karena ini sangat berbahaya dengan jumlah penduduk yang begitu besar, dengan keragaman yang begitu besar," tambahnya. /YUD (Antara)