Rabu, 12 Oktober 2016 11:49

Lahan Pasang Surut, Solusi Untuk Keterbatasan Lahan

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(0 votes)
Lahan Pasang Surut, Solusi Untuk Keterbatasan Lahan (istimewa)

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, lahan pasang surut bisa menjadi solusi dari keterbatasan lahan tanam akibat alih fungsi lahan pangan menjadi lahan tambang, perkebunan, serta kawasan industri.

"Kita bisa menggunakan lahan pasang surut untuk solusi keterbatasan lahan. Itu bisa digarap dengan baik," kata Herry di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (3/2).

"Lahan pasang surut itu lahan yang tergenang air laut, nanti surut lagi, nanti tergantung lagi. Tergantung periode pasang dan surut," tambahnya.

Lebih lanjut Herry mengatakan lahan pasang surut telah dicoba untuk budidaya kedelai di wilayah Delta Telang, di Sumatera Selatan serta Lampung dengan teknologi budidaya jenuh air.

"Lahan pasang surut sudah kita coba untuk budidaya kedelai, karena kalau kita andalkan pemenuhan kedelai kita itu dengan mengandalkan di lahan yang selama ini ada maka nanti jangan-jangan produksi kedelai meningkat tetapi jagung atau kacang tanah turun," jelas Herry.

Ia berharap kelompok petani lainnya tertarik untuk menggarap tanaman di lahan pasang surut.

"Petani transmigran dan keturunan-keturunannya yang melihat petak percobaan di lahan pasang surut sudah langsung meniru. Ini masih penelitian di lapangan semoga kelompok petani tertarik karena masih banyak lahan pasang surut yang belum digarap," ujar Herry.

Teknologi budidaya jenuh air diperkenalkan oleh dosen dan juga peneliti IPB Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi untuk meningkatkan produksi kedelai.

Budidaya jenuh air di lahan pasang surut mampu memproduksi dua ton kecambah kedelai per hektarnya. Produksi kedelai yang masih rendah memaksa pemerintah harus impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena alih fungsi lahan dan persaingan komodutas lainnya.

Ketahanan pangan menjadi tantangan Indonesia ditengah tingginya alih fungsi lahan pangan, makin buruknya efek perubahan iklim serta pesatnya pertumbuhan penduduk dunia.

Indonesia menghadapi dilema untuk memperjuangkan lahan untuk pangan atau lahan tambang, perkebunan serta membuka kawasan industri yang memberikan lebih banyak lapangan kerja baru.

Akibatnya harga pangan berfluktuasi dan peningkatannya tidak berbanding lurus dengan daya beli masyarakat sehingga terjadi impor besar-besaran yang justru menjadi bumerang bagi ketahanan pangan nasional.

"Untuk menekan impor kita harus kejar produktivitas serta pola konsumsi juga harus kita geser," kata Herry.

"Kita tidak boleh menggantungkan pemenuhan kebutuhan pangan kita hanya dari impor pangan karena ini sangat berbahaya dengan jumlah penduduk yang begitu besar, dengan keragaman yang begitu besar," tambahnya. /YUD (Antara)

Read 406 kali
petani

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin ornare consectetur sodales. Nulla luctus cursus mauris at dapibus. Cras ac felis et neque consequat elementum a eget turpis. Aliquam erat volutpat.

Artikel lain di dalam kategori ini: Distan Lebak Perluas Budidaya Tanaman Kedelai »

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini651
Kemarin450
Minggu ini1101
Bulan ini1670
Total207467

Nampak
  • IP Anda: 3.143.7.75

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada