Rabu, 12 Oktober 2016 14:23

Pelopor Budidaya Kedelai Gunungkidul Harapkan Subsidi

Ditulis oleh
Nilai artikel ini
(0 votes)
Petani Kedelai Playen Petani Kedelai Playen (istimewa)

Pembudidayaan bibit kacang kedelai di DIY sangat jarang dilakukan. Namun petani di Dusun Sawahan, Desa Bleran, Kecamatan Payen berhasil membudidayakan benih kacang kedelai. Bahkan pada tahun 2015, petani mampu memanen kedelai sebanyak 150 ton. Jumlah produksi tersebut masih dihasilkan berdasarkan permintaan pasar. Walaupun sebenarnya petani bisa menghasilkan produksi di atas itu.

"Kalau produksinya lebih dari permintaan pasar saya tidak berani. Nanti bisa rugi," ujar petani kedelai Sumari Citro Wibisono saat ditemui di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Amulat Sawahan, Kamis (21/4).

Menurutnya petani kedelai di Sawahan memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Namun tingginya resiko dan kurangnya dukungan dari pemerintah membuat petani sering ragu untuk menanam bahan baku utama tempe itu. Sumari menuturkan, saat ini ia menjual benih kedelai seharga Rp 12 ribu per kg. Begitupun dengan harga kedelai konsumsi.

Angka ini jauh lebih tinggi dibanding kedelai impor yang hanya berkisar enam sampai tujuh ribu per Kg. Menurutnya kondisi tersebut seringkali membuat petani lokal sulit bersaing untuk memasarkan produknya. Tingginya harga kedelai lokal, kata Sumari disebabkan oleh biaya operasional yang tinggi, seperti pupuk.

Maka itu ia berharap pemerintah memberikan bantuan secara nasional, yakni subsidi kepada petani kedelai. Sehingga biaya pertanian yang dikeluarkan tidak begitu besar, dan harga kedelai lokal pun bisa bersaing dengan kedelai impor.

"Harapannya sih pemerintah bisa beri subsidi. Sebenarnya selama ini pemerintah pun sudah memberi bantuan tapi hanya sekedar dorongan untuk menanam saja," ujar pria yang juga merupakan Ketua P4S Amulat itu.  (Republika)

 

Read 515 kali Last modified on Rabu, 12 Oktober 2016 14:46
petani

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Proin ornare consectetur sodales. Nulla luctus cursus mauris at dapibus. Cras ac felis et neque consequat elementum a eget turpis. Aliquam erat volutpat.

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini338
Kemarin450
Minggu ini788
Bulan ini1357
Total207154

Nampak
  • IP Anda: 18.191.171.58

May 2025
S M T W T F S
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada